Minggu, 30 Mei 2010

Mendamba Pemimpin Sejati

Jika dulu, para sahabat Radhiyallahu 'Anhu sangat takut untuk dipilih menjadi seorang pemimpin, maka sekarang, ada banyak orang berlomba-lomba menjadi pemimpin. Semua mengaku terbaik!
Benar sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ketika beliau menyampaikan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:

"Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (HR. Al-Bukhari).

Memilih pemimpin bukanlah perkara sepele, sebab kandidat yang terpilih itulah yang akan membawa label pemimpin rakyat untuk membuat dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang menentukan nasib jutaan jiwa umat. Suka tidak suka, kandidat yang terpilih itulah yang kemudian akan menorehkan tinta sejarah di negeri ini. Meskipun torehan itu masih tanda tanya besar, apakah akan menjadi tinta emas yang senantiasa dikenang atau tinta hitam yang senantiasa diratapi. Mampukah ia menjadi pemimpin sejati, atau justru menjadi pemimpin yang menghianati amanat rakyat.
Pemimpin merupakan lambang kekuatan, keutuhan, kedisiplinan dan persatuan. Namun harus kita sadari juga bahwa pemimpin bukanlah hanya sekadar lambang. Karena itu, ia memerlukan kompetensi, kelayakan dan aktivitas yang prima untuk memimpin bawahannya.
Melihat esensi kepemimpinan, sebagai seorang Muslim, tentu tidak bisa sembarangan dalam memilih pemimpin. Jangan sampai perilaku “memilih kucing dalam karung” menghantui kita.

PERAN SEORANG PEMIMPIN

Menurut perspektif Islam ada dua peran yang dimainkan oleh seorang pemimpin:

1. Pelayan (khadim)
Pemimpin adalah pelayan bagi pengikutnya. Seorang pemimpin yang dimuliakan orang lain, belum tentu hal tersebut sebagai tanda kemuliaan. Karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa berkhidmat dan menjadi pelayan bagi kaumnya.
Seorang pemimpin sejati, mampu meningkatkan kemampuan dirinya untuk memuliakan orang-orang yang dipimpinnya. Dia menafkahkan lebih banyak, dia bekerja lebih keras, dia berpikir lebih kuat, lebih lama dan lebih mendalam dibanding orang yang dipimpinnya.
Demikianlah pemimpin sejati yang dicontohkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Bukan sebaliknya, pemimpin yang selalu ingin dilayani, selalu ingin mendapatkan dan mengambil sesuatu dari orang-orang yang dipimpinnya.

2. Pemandu (muwajjih)
Pemimpin adalah pemandu yang memberikan arahan pada pengikutnya untuk menunjukkan jalan yang terbaik agar selamat sampai di tujuan tentu saja itu baru tercapai dengan sempurna jika di bawah naungan syariat Islam.

KARAKTERISTIK PEMIMPIN DALAM ISLAM

Perlu disadari, dalam memilih pemimpin ada tanggung jawab yang akan dipikul di hadapan Allah terhadap pilihan kita. Di sinilah pentingnya seorang pemilih mengenal calon pemimpinnya. Agar bisa mengetahui kesesuaiannya dengan karakter pemimpin ideal yang diatur oleh Islam. Kalau ternyata sesuai, maka jangan sungkan memberikan suara.
Di antara karakteristik pemimpin dalam Islam, yaitu:

1. Jujur
Pemimpin Islam haruslah jujur kepada dirinya sendiri dan pengikutnya. Seorang pemimpin yang jujur akan menjadi contoh terbaik. Pemimpin yang perkataan dengan perbuatannya senantiasa sejalan.

2. Kompeten
Kompotensi dalam bidangnya mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin Islam. Orang akan mengikuti seseorang jika ia benar-benar meyakini bahwa orang yang diikutinya benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya.

3. Inspiratif
Seorang pengikut akan merasakan 'aman' jika pemimpinnya membawanya pada rasa nyaman dan menimbulkan rasa optimis seburuk apa pun situasi yang sedang dihadapi.

4. Sabar
Pemimpin Islam haruslah sabar dalam menghadapi segala macam persoalan dan keterbatasan, serta tidak bertindak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

5. Rendah hati
Seorang pemimpin Islam hendaklah memiliki sikap rendah hati. Tidak suka menampakkan kelebihannya (riya) serta tidak merendahkan orang lain.

6. Musyawarah
Dalam menghadapi setiap persoalan, seorang pemimpin Islam haruslah menempuh jalan musyawarah serta tidak menentukan keputusan sendiri.
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa'di—rahimahullah—mengatakan, "Jika Allah mengatakan kepada Rasul-Nya—padahal beliau adalah orang yang paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya dan paling banyak idenya, "Maka bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu." (QS. Ali Imran: 159). Maka bagaimana dengan yang selain beliau?"

7. Mampu berkomunikasi dengan rakyatnya
Kapasitas ilmiah serta empati dan rasa sensitivitas yang baik akan mereka yang dipimpinnya, pada akhirnya akan melahirkan seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada rakyatnya. Komunikasi yang baik kepada rakyatnya bukanlah sekadar kemampuan retorika yang baik, tetapi juga kemampuan memilih hal yang akan dilempar kepada publik serta timing yang tepat dalam melemparkannya. Kematangan seorang pemimpin akan membuatnya mampu berkomunikasi yang jauh dari sikap emosional. Dan yang terpenting dari semua itu adalah sang pemimpin akhirnya mampu mengambil sebuah kebijakan yang tepat dalam sebuah kondisi yang memang dibutuhkan oleh rakyat yang dipimpinnya.

RAHASIA KEKUATAN PEMIMPIN

1. Kekuatan iman, ilmu, dan wawasan yang luas
Seluruh nabi dan rasul memimpin dengan kekuatan iman dan ilmu. Nabi Sulaiman Alaihissalam memerintah hampir seluruh makhluk (seperti jin, binatang, angin) dengan ilmu dan keimanan yang kuat. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan ilmu dan keimanan yang kuat. Dengan ilmu dan iman seorang pemimpin sanggup memimpin dirinya (seperti memimpin matanya, hatinya, lidahnya, pikiran dan hawa nafsunya) sebelum memimpin orang lain.

2. Ibadah dan taqarrub kepada Allah.
Ibadah dan banyak bertaqarrub kepada Allah, dapat melahirkan kewibaan, ketawadhuan, kesabaran, optimisme, dan tawakkal. Ibadah dan taqarrub juga akan melahirkan kekuatan ruhaniyah yang dahsyat.

3. Keteladanan.
Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajak jihad, beliau bertempur paling depan, bersedekah paling ringan dan hidup paling bersahaja. Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallammenyuruh bertahajud, beliaulah yang kakinya bengkak karena banyak bertahajjud. Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menghimbau umatnya untuk berhias dengan akhlak mulia, beliaulah manusia yang paling mulia akhlaknya.

KARAKTERISTIK PENGIKUT DALAM ISLAM

1. Taat
Seorang pengikut harus patuh kepada pemimpin. Setelah pemimpin dipilih lewat jalan musyawarah maka wajib bagi pengikutnya (yang menang dan yang kalah untuk taat kepadanya, kecuali sang pemimpin telah melanggar ketentuan Allah dan membuat kerusakan).

2. Dinamis dan kritis
Seorang pengikut harus dinamis dan kritis dalam mengikuti kepemimpinan seseorang. Islam tidak mengajarkan suatu ketundukan buta atau sekadar ikut-ikutan.

PENUTUP
Bagi pemimpin dan calon pemimpin masa depan, amanah yang Anda emban bukanlah suatu kemegahan dan kebanggaan. Bahkan demi mengingat beratnya beban amanah, Khalifah Umar bin Khaththab memberikan sebuah ungkapan, "Saya sudah cukup senang jika dapat keluar dari dunia ini dengan impas; tidak mendapat dosa dan tidak pula mendapat pahala."

Maka jadikanlah janji Allah memasukan pemimpin yang adil dalam surga-Nya sebagai sumber energi hidup Anda.

Dan bagi yang akan memberikan pilihan dan selanjutnya akan dipimpin, marilah kita sadari bahwa kesempatan kita hanya sekali untuk melakukan pilihan dengan tepat. Setelah itu, kemampuan kita dalam menentukan arah kepemimpinan tidak sekuat di saat kita memilih. Setidaknya, kita telah berusaha melakukannya. Dan yang pasti, pilihan kita akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhaanahu Wata'ala.

Karena itu, akan senantiasa dibutuhkan seorang Muslim yang mampu menentukan pilihannya secara cerdas dan tepat.
Wallahu Waliyyut Taufiq

Alam Semesta Itu Mengembang

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :


Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:


وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ


"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS Adz-Dzariyat : 47)


Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa alam semesta
"mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.

#Sumber
keajaibanalquran.com

Keajaiban Al-Quran Pada Penciptaan Alam

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Allah berfirman :

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ


Artinya : "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS Al-Anbiya' : 30)

Kata "ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.

Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.

Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.

Penciptaan Alam Semesta

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut:

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

Artinya : "Dialah pencipta langit dan bumi." (QS Al-An'am : 101)

Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Bukti teori Big Bang dalam Al Qur'an ada firman Allah :


أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Artinya : "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS Al-Anbiya' : 30)

Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.


Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.

#Sumber
keajaibanalquran.com

Sejarah Valentine Day

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Perayaan pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulukala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus (dewa kesuburan), yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus menyembahkan korban kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.

Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda:

* seorang pastur di Roma
* seorang uskup Interamna (modern Terni)
* seorang martir di provinsi Romawi Africa.

Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.

Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.

Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.

Walau gereja yang pertama kali menetapkan hari perayaan valentine dan mereka pula yang menghapusnya. perayaan ini 100% adalah perayaan gereja. jika mereka sampai sekarang masih ingin merayakannya. dan kenapa kita sebagai ummat muslim juga ikut-ikutan dalam perayaannya?

Bersendau Gurau Dengan Menyebut Allah, Al-Qur’an Dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Firman Allah Ta'ala (artinya):

"Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersendau gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman..."." (Bara'ah/At-Taubah: 65-66)

Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar, Muhammad bin Ka'b, Zaid bin Aslam dan Qatadah, hadits dengan rangkuman sebagai berikut:

"Bahwasanya ketika dalam peristiwa perang Tabuk, ada seseorang yang berkata: "Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca Al-Qur'an ini, orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya dan lebih pengecut dalam peperangan." Maksudnya: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan para sahabat yang ahli baca Al-Qur'an itu. Maka berkatalah 'Auf bin Malik kepadanya: "Omong kosong yang kamu katakan. Bahkan kamu adalah munafik. Niscaya akan kuberitahukan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam." Lalu pergilah 'Auf kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam untuk memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Tetapi sebelum ia sampai, telah turun wahyu Al-Qur'an kepada beliau. Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau telah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya. Maka berkatalah ia kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah! Sebenarnya kami hanyalah bersendau gurau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang-orang yang bepergian jauh sebagai pengisi waktu saja dalam perjalanan kami." Kata Ibnu 'Umar: "Sepertinya aku melihat dia berpegangan pada sabuk pelana unta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, sedang kedua kakinya tersandung-sandung batu, sambil berkata: "Sebenarnya kami hanyalah bersendau-gurau dan bermain-main saja."
Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya:

"Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok."

Beliau mengucapkan itu tanpa menengok dan tidak bersabda kepadanya lebih daripada itu."

Kandungan tulisan ini:

1.Masalah penting sekali, bahwa orang yang bersendau-gurau dengan menyebut-nyebut Allah, ayat-ayatNya atau Rasulullah adalah kafir.

2.Ini adalah tafsiran dari ayat tersebut di atas terhadap orang yang melakukan perbuatan itu, siapapun dia.

3.Perbedaan antara perbuatan menghasut dengan perbuatan setia kepada Allah dan Rasul-Nya. (Dan melaporkan perbuatan orang-orang fasik kepada waliyul amr untuk mencegah mereka, tidaklah termasuk perbuatan menghasut tetapi termasuk kesetiaan kepada Allah, kepada Rasul-Nya kepada pemimpin umat Islam, dan kaum muslimin seluruhnya).

4.Perbedaan antara sikap memaafkan yang dicintai Allah dengan sikap keras terhadap musuh-musuh Allah.

Hanya Sekadar Mengganti Pemimpin

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Pemilu periode ini telah lama berlalu, KPU masih sibuk menghitung suara, dan para pemimpin parpol juga sedang sibuk mengadakan pertemuan - pertemuan untuk menggaet koalisi, melobi kesana kemari mencari parpol yang mau mendukung. Koalisi?? seakan - akan membuat sebuah hubungan untuk menyatukan misi dan saling mendukung untuk maju, akan tetapi yang jelas tidak ada koalisi yang abadi, dan pula tidak ada perselisihan yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingan.

Setiap kelompok berusaha maju untuk menang, menyingkirkan yang lain, untuk apa?? yang jelas untuk berkuasa. Sebenarnya banyak diantara masyarakat kita yang masih tidak yakin akan efektifitas sebuah pemilu, entah pemilihan parlemen atau presiden. Dan masyarakat kita pula masih tidak yakin akan pemilu sebagai solusi.

Hanya Ganti Menteri

Setiap masyarakat dan pemerintahan di seluruh dunia melakukan aktifitas kehidupannya sesuai dengan pemahaman terhadap ideologi (mabda) yang dianutnya. Sebab, seperti disebutkan oleh M.M. Ismail dalam bukunya Al Fikru Al Islamiy (1958), mabda atau ideologi merupakan aqidah ‘aqliyah yang melahirkan sistem dan aturan kehidupan (nizham). Jadi,
ideologi itulah yang mengatur dan mengarahkan pandangan hidup anggota-anggota masyarakat dan pemerintahannya kepada arah pandang tertentu yang menjadi tujuan hidup masyarakatnya sesuai dengan aqidah yang dianutnya. Ideologi itu pula yang menjadi dasar pijakan sebuah masyarakat dan pemerintahan.

Sebuah masyarakat atau pemerintahan yang berlandaskan ideologi kapitalisme dengan sekularisme sebagai landasan, misalnya, menjadikan sistem politik, ekonomi, hukum, dan keamanan tidak diatur oleh aturan Allah SWT, melainkan digali oleh akal dari akal itu sendiri dengan manfaat kekinian sebagai tolok ukurnya. Dalam sistem seperti ini, perekonomian hanya dikuasai oleh segelintir orang, riba menjadi tulang punggung perekonomian, judi dilegalkan karena dianggap kebudayaan sebagian penduduk, utang luar negeri terus menumpuk, dominasi asing imperialis pun merupakan kenyataan. Hukum dalam mabda kapitalisme digali dari bumi sendiri, adat istiadat, tradisi, maslahat masyarakat di negeri itu pada periode tertentu. Demikian halnya dalam bidang kehidupan lainnya. Seluruh sistem hidup yang berkait dengan politik, ekonomi, hukum, keamanan dan bidang lainnya sama sekali terpisah dengan Islam. Islam tidak dijadikan tolok ukur maupun asasnya. Sebaliknya, Islam ditempatkan di pojok yang sempit untuk hanya mengurus hati, etika, dan moral.

Siapapun yang berpikir jernih dan berhati bersih akan memahami bahwa sistem kapitalisme dengan landasan sekularisme inilah yang sampai saat ini menguasai negeri-negeri Islam, termasuk Indonesia. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah perubahan orang. Sementara sistemnya sama saja yaitu sekularisme. Sekalipun terlihat bentuknya berubah dari sekularisme yang satu ke sekularisme yang lain. Penampakannya berganti namun intinya sama : pemisahan agama dari kehidupan dan negara, sekularisme!

Perubahan Sistem, Bukan Sekadar Orang

Kenyataan tadi, tentu saja, bertentangan dengan Islam. Sebab, perubahan yang harus dilakukan tidak terbatas pada penggantian orang melainkan juga sekaligus penggantian sistem.

"Barang siapa yang mengangkat seseorang sebagai pemimpin jama’ah, padahal ia tahu bahwa di dalam kelompok itu terdapat orang yang lebih baik, maka ia telah mengkhianati Allah SWT, menghianati rasul-Nya, dan mengkhianati kaum mukminin,"

Demikian sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Al Hakim. Dalam hadits ini, Nabi SAW menekankan betapa pentingnya perubahan orang. Sampai-sampai kesalahan menempatkan orang dikategorikan sebagai sebuah pengkhianatan. Bukan sekedar pengkhianatan kepada kaum mukminin, tetapi juga kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Selain itu, penggantian dengan orang yang tidak tepat diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai cikal bakal datangnya kehancuran. Imam Bukhari meriwayatkan hadits bahwa Nabi saw. bersabda:

"Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya."

Tidak cukup sampai di sini. Perubahan menuju masyarakat haruslah ditempuh dengan mengubah sistem sekuler yang bertentangan dengan Islam itu menjadi sistem yang lahir dari aqidah dan hukum Islam. Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan petunjuk yang amat jelas kepada kaum muslimin dalam melakukan perubahan yang dapat mendatangkan kebaikan yang hakiki. Firman Allah SWT :

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar Ra’du : 11).

Ayat ini menegaskan bahwa jika kaum muslimin mengingiukan perubahan keadaan yang ada di tengah-tengah masyarakat maupun pemerintahan, maka apa saja yang menjadi penyusun masyarakat itu harus diubah. Padahal, melalui penelaahan terhadap realitas dan proses pembentukan masyarakat dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dalam suatu masyarakat adalah: individu-individu (orangnya), pemikiran-pemikirannya, perasaan-perasaannya, dan peraturan (sistem) perundangan yang berlaku, mencakup seluruh sistem yang ada di masyarakat, seperti sistem politik, pemerintahan, ekonomi, hukum/peradilan, dan keamanan (lihat Mafahim Islamiyah, Muhammad Husain Abdullah, hal.115-116).

Masing-masing unsur itu berinteraksi satu dengan yang lain secara terus-menerus hingga terbentuklah sebuah masyarakat. Ciri khas masyarakat itu ditentukan oleh jenis ideologi yang menjadi azas ataupun tolok ukur yang dianut masyarakat tersebut. Bila ideologi yang mendasarinya adalah sosialis-komunis maka masyarakatnya adalah masyarakat Komunis, artinya masyarakat yang seluruh unsur-unsurnya merujuk pada ideologi Komunis. Begitu pula halnya dengan masyarakat Kapitalis, atau masyarakat Islam. Jadi, untuk merubah masyarakat kapitalisme yang berlandaskan sekularisme, misalnya, menjadi masyarakat Islam dilakukan dengan mengubah pemikiran, perasaan, dan sistem/peraturan sekularisme yang berlaku di tengah-tengah masyarakat dengan Islam. Selama pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan dan sistem/peraturan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat tidak berubah, maka keadaan masyarakat itu tetap tidak akan berubah. Pergantian kepemimpinan, termasuk di dalamnya penggantian menteri-menteri atau para pejabat, baik itu beberapa orang ataupun seluruhnya, tidak akan berarti apa-apa terhadap keadaan yang ada di masyarakat. Sebab keadaan masyarakat itu amat ditentukan oleh pemikiran-pemikiran, perasaan ridla-bencinya, sedih-gembiranya, dan senang-susahnya, serta oleh sistem/peraturan yang berlaku.

Jelaslah, perubahan orang tidak akan berdampak baik dalam sebuah sistem yang bobrok, kecuali bila dilakukan bersamaan dengan perubahan sistem itu sendiri.

Perubahan Masyarakat dengan Islam

Selama sistem/peraturan yang berlaku, pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan yang ada di masyarakat bertentangan dengan sistem/peraturan Islam, pemikiran dan perasaan Islam, meskipun pemimpin mereka adalah seorang muslim, maka hal itu sama saja dengan membangun, menjalankan dan memelihara perundang-undangan kufur atau thaghut. Allah berfirman :

"Apakah engkau tidak memperhatikan terhadap orang-orang yang mengaku bahwa mereka beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan (kepada) apa yang diturunkan sebelum engkau? Mereka hendak berhukum kepada thaghut (sesuatu yang menyesatkan, segala pembuat hukum selain Allah SWT), padahal sungguh mereka telah diperintahkan supaya mengingkari thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa' : 60)

Imam Ibnu Katsir menerangkan ayat ini dengan mengatakan: ‘Ini merupakan bentuk pengingkaran dari Allah ‘Azza wa Jalla terhadap orang yang mengaku beriman dengan apa yang Allah turunkan kepada RasulNya dan kepada para Nabi terdahulu, sementara pada saat yang bersamaan ia menghendaki untuk bertahkim (merujuk pada undang-undang) –dalam memecahkan perselisihan-- kepada selain Kitab Allah (Al Quran) dan Sunnah RasulNya.’ (Tafsir Ibnu Katsir, jld.I, hal.642).

Dalam bukunya, Imam Ibnul Qoyyim lebih lugas menyatakan: ‘Sungguh siapa saja yang berhukum atau menghukumi dengan selain yang dibawa Rasul SAW berarti ia telah menjadikan thaghut sebagai hakim dan berhukum kepadanya. Dan thaghut adalah setiap yang disembah, diikuti, atau ditaati melebihi batas. Jadi, thaghut itu setiap sesuatu selain Allah dan rasul-Nya yang dijadikan penentu hukum oleh suatu bangsa, atau diturut oleh mereka tanpa bukti/penjelasan dari Allah SWT’ (I’lamul Muqi’in, jld. I, hal. 50).

Nampaklah, Allah SWT Dzat Maha Bijaksana lagi Adil memerintahkan umat manusia untuk hanya mengikuti aturan-Nya semata, yaitu sistem Islam.

Mengikuti sistem Islam, berarti menjadikan aqidah islamiyyah sebagai landasan hidup baik individual dalam kehidupan pribadi maupun kolektif dalam bernegara. Tolok ukurnya adalah halal–haram, yakni perintah dan larangan Rabbul ‘Alamin. Sedangkan ‘maslahat’ baru dipertimbangkan bila sudah jelas kehalalannya. Sementara, sesuatu yang haram tidak dapat menjadi boleh hanya dengan dalih manfaat. Hukum dalam sistem Islam dibuat oleh Allah SWT yang sampai pada manusia dalam bentuk wahyu. Sumber penggalian hukumnya adalah berupa Al Quran, As Sunnah, Ijma’ Sahabat, dan Qiyas. Berbeda dengan para penganut kapitalisme dan sosialisme-komunisme, makna kebahagiaan bagi orang yang meyakini sistem Islam adalah memperoleh keridlaan Allah SWT dengan cara terus menerus mentaati-Nya. Adapun hukum Islam yang diterapkan dipelihara oleh tiga pilar, yaitu ketaqwaan individu dan keyakinannya akan Islam, kontrol sosial dari masyarakat, dan pemerintah yang menerapkan syariat Islam (An-Nabhani, Nizhamul Islam, 1953, 31—34). Semua ini telah disediakan oleh Allah SWT. Islam telah disempurnakan. Setiap muslim yang beriman kepada Allah SWT dengan iman yang benar dan hakiki pasti akan yakin dengan kesempurnaan sistem ajaran Islam. Allah berfirman :

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepada kamu nikmatKu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagi kamu." (QS. Al Maidah 3)

Ayat ini menyatakan dengan jelas bahwa tidak ada ajaran, ideologi maupun peraturan apapun yang sempurna kecuali Islam. Sebab, Islam diturunkan oleh Dzat Maha Sempurna.

Penutup

Realitas sejarah telah membuktikan keluhuran sistem Islam. Sepanjang Islam diterapkan dalam peradabannya yang amat panjang, sistem Islam dalam Daulah Khilafah Islamiyah (selama lebih dari 13 abad) telah mampu membangun masyarakat paling unggul di dunia, mampu memancarkan kemakmuran, ketenteraman dan keadilan ke seluruh dunia, dan menjadi rahmatan lil ‘alamin. Benarlah kiranya firman Allah SWT :

"Maka apakah (sistem) hukum Jahiliyah yang mereka cari ? Dan hukum siapakah yang lebih baik (sistem hukumnya) dari pada (sistem) hukum Allah bagi kaum yang yakin ?" (QS. Al Maidah : 50)

Masihkah ummat ini mencari-cari alternatif pemikiran, perasaan dan sistem/perundang-undangan selain Islam ?

Manakah Yang Lebih Mudah Masuk Surga ??

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Antara laki-laki dan wanita, manakah yang lebih mudah untuk menggapai surga?? Ini adalah sebuah tinjauan sederhana, demi memberi dorongan kepada para wanita, baik yang telah berkeluarga ataupun yang belum. Dan pada postingan sebelumnya sedikit disinggung sebab-sebab mengapa penghuni neraka lebih banyak adalah wanita dari pada laki-laki. Dan kedepannya lagi kami insyaAllah akan memostingkan kembali beberapa alasan lain yang menjadi penyebab wanita menjadi penduduk neraka lebih banyak dari pada laki-laki.

Dan pada postingan kali ini, kami ingin sedikit memberi semangat kepada para wanita muslimah, yang mana mereka kelak akan menjadi ibu generasi orang-orang beriman yang akan datang. Maka untuk menghasilkan generasi yang baik dan berbudi serta dapat memajukan agama dan negara, dibutuhkan sesosok ibu yang luar biasa untuk mendidik mereka dengan sebaik-baik didikan.

Bagi siapa saja, baik laki-laki atau wanita yang beriman dan mengamalkan amalan sholeh, maka baginya balasan surga. sebagai mana firman Allah :

"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun." (QS An-Nisa : 124)

Hanya dengan dua syarat seseorang dijamin masuk surga ; pertama: beriman, kedua: beramal sholeh. Dan ibadah atau amalan-amalan yang temasuk dalam kata "mengerjakan amal-amal saleh" dalam ayat diatas adalah sangat banyak macamnya. Akan tetapi disini kami tidak akan membahas macam-macam amal sholeh. Tetapi kami membahas manakah yang mudah mendapatkan jaminan untuk masuk surga.

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda yang artinya :

"Seorang wanita jika meninggal dan suaminya ridho atasnya, maka dia masuk surga."

Sebuah jaminan dari Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bahwa jika seorang wanita berbuat sebuah perbuatan dan suaminya ridho atasnya, jika ia meninggal setelah itu, maka ia masuk surga. Dan perbuatan apakah yang membuat suami ridho??

Cukup satu perbuatan saja yang dapat membuat suami ridho akan istrinya, yaitu TAAT KEPADA SUAMI ATAS SEGALA YANG DIMINTA SELAMA PERMINTAAN ITU TIDAK MENYELISIHI SYARIAH ALLAH. Rosulullah bersabda yang artinya :

"Jika seorang laki-laki meminta istrinya untuk melakukan suatu hal (hubungan biologis-pent) maka penuhilah permintaan suami, walau dia sedang berada didapur."

Dan jika seorang suami meminta istri untuk melakukan sesuatu yang menyalahi syariah untuk tidak menutup aurat didepan orang lain misalkan, maka jika istri melakukannya maka mereka berdosa dikarenakan mereka dengan itu telah durhaka kepada Allah. Karena tidak ada ketaatan kepada seorang makhluk didalam kemaksiatan kepada Sang Pencipta.

Jadi saran kami kepada para wanita yang belum menikah khususnya, segeralah menikah jika usia kalian telah memenuhi. Janganlah menunda-nunda untuk berkeluarga, atau hanya sekedar pacaran sebagai gantinya, karena dibelakang itu adalah penyesalan. Cepatlah menikah jika telah mampu, dan jalin hubungan sebaik-baiknya kepada suami dan penuhilah segala permintaannya tanpa rasa keberatan. Karena dengan ketaatan istri kepada suami tanpa melakukan ibadah-ibadah yang bukan wajib hukumnya akan memasukan istri kedalam surga.

Begitu mudahnya seorang wanita menggapai surga, begitu terjaminnya wanita untuk bahagia. Maka hiasi diri kalian dengan ketakwaan dan ketaatan.

Siapa yang Tahu Kapan Kiamat!

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Judul diatas bukanlah pertanyaan yang harus dijawab. atau pernyataan yang harus disanggah dan dibantah. akan tetapi ini adalah pertanyaan yang telah terjawab dan merupakan pernyataan yang telah terbukti.

Bagi kita selaku ummat muslim. jelas telah mengimani bahwa kiamat itu ada dan akan terjadi. akan tetapi kapan terjadinya kiamat, tak seorangpun mengetahuinya. dan hanya Allah yang mengetahui kapan akan terjadi, dan hanya Dia lah yang memegang kendali alam semesta sepenuhnya. apakah ada selain Allah yang mengetahui kapan terjadinya kiamat?

Kiamat yang berarti hancurnya alam semesta beserta isinya, tak seorangpun dari makhluk Allah yang mengetahui kapan terjadinya, bahkan Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- yang wahyu itu diturunkan atasnya saja tidak mengetahui. apa lagi iblis -laknatullah 'alaih- sebagai makhluk paling hina.

Apakah Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- pernah mengira-ira atau sekedar menerka kapan kiamat itu terjadi?

Meramal atau mengira-ira kapan terjadinya kiamat berarti meramal hari apa atau tanggal berapa atau bulan berapa atau tahun berapa kiamat terjadi. meramal identik dengan tanggal dan waktu terjadinya suatu kejadian. misalnya, ramalan terkini tentang kiamat akan terjadi pada tahun 2012.

Sebuah ramalan waktu yang sama sekali tidak pernah dilakukan oleh Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-, yang mana Rosulullah sama sekali tidak pernah berkata tentang sesuatu melainkan itu adalah sebuat wahyu dari Allah. simaklah sebuah percakapan antara Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- dengan Jibril -'alaihissalam- yang disaksikan oleh para sahabatnya :

Dari Umar bin Khattab -rodhiallahu 'anh- berkata : "dikala kami sedang duduk bersama Rosulullah pada suatu hari, datanglah kepada kami seorang dengan pakaian yang sangat putih dan rambut yang sangat hitam, tidak ada bekas padanya bekas perjalanan jauh. dan tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. kemudian orang tersebut duduk dihadapan Rosulullah dan merapatkan lututnya kelutut Rosulullah serta meneruh tangannya diatas paha Rosulullah kemudian bertanya". diantara pertanyaan Jibril -'alaihissalam- kepada Rosulullah adalah :"kabari aku kapan kiamat itu terjadi?" Rosulullah bersabda :"tidaklah yang ditanya ini lebih mengetahui dari pada yang bertanya." Jibril berkata :"maka kabari aku tentang tanda-tandanya." beliau bersabda :"jika seorang telah melahirkan tuannya, dan perempuan-perempuan berjalan tapi telanjang, dan orang-orang fakir penggembala kambing yang meninggikan rumahnya." (HR Muslim)

Dari penggalan hadist diatas telah jelas bahwa Rosulullah sama sekali tidak pernah meramalkan tahun terjadinya kiamat. Rosulullah hanya mengkabarkan tentang tanda-tandanya saja. dikarenakan Rosulullah tidak berkata melainkan itu wahyu, dan Rosulullah tidak akan berkata jika beliau tidak mengetahui.

Rosulullah berkata :"tidaklah yang ditanya ini lebih mengetahui dari pada yang bertanya." adalah penyataan Rosulullah kepada malaikat Jibril bahwa beliau pun tidak mengetahui kapan kiamat itu akan terjadi. dan berpura-pura tidak mengetahui adalah haram hukumnya atas Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-. dengan demikian tidak mungkin Rosulullah tidak mengatakan apa yang beliau ketahui dari wahyu.

Dengan kesimpulan, bahwa tidak seorangpun mengetahui kapan terjadinya kiamat. dan tidak patut bagi siapa pun untuk menerka dan mengira terjadinya kiamat. serahkan semua urusan ini kepada-Nya. karena hanya Dialah yang maha mengetahui.

Pegangan Seorang Muslim

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Sebagai seorang muslim, patutlah mempunyai pegangan dalam menjalani lika liku hidup ini agar tidak tersesat atau terpuruk dalam problematika rimba dunia.

Pegangan hidup seorang muslim adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah. menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pegangan hidup berarti menjalani hidup ini dengan menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai dasar, pedoman dalam segala hal.

Dasar menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pegangan hidup adalah sebagai berikut :

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ

Artinya : "Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah." (QS Al-Hasyr : 7)

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظاً

Artinya : "Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (QS An-Nisa' : 80)

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌرَحِيمٌ

Atinya : "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imran : 31)

Dan dasar dari Sunnah Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- :

عَلَيْهِ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

Artinya : "(wajib) atas kalian sunnahku dan sunnah khulafa' al-mahdiyin, peganglah sunnah itu dengan gigi geraham."

تركت فيكم ما إن تمسكتم به لم تضلوا كتاب الله

Artinya : "Aku telah mewarisi untuk kalian sesuatu, jika kalian berpagang teguh terhadapnya maka kalian tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah."

As-Sunnah adalah perbuatan, perkataan atau hal-hal yang didiamkan oleh Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam-. dan sunnah Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- dan para sahabat adalah apa-apa yang mereka praktekan dalam kehidupan Islami.

Cukuplah beberapa ayat dan hadist yang mengharuskan kita untuk berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah tadi. menjadikan keduanya sebagai pedoman dan pegangan hidup agar kita tidak tersesat dan selamat dan bahagia didunia dan akhirat.

Wallahu a'lam

Berbakti Dan Sayang Kepada Ibu

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Ibu adalah orang yang melahirkan kita di dunia. ibu adalah orang yang tidak kenal lelah untuk menjaga kita siang dan malam. ibu adalah sesosok pahlawan tanpa tanda jasa atas anak-anaknya. mendidik kita dikala kecil, memberikan kasih sayang yang kita butuhkan.
Maka dari itu, Islam sangat menjunjung tinggi hak-hak setiap orang, lebih khususnya seorang ibu atas anaknya. memberikan kepada semua sesuai kadar porsinya. diantaranya adalah Islam memerintahkan kepada seorang anak untuk berbakti dan taat kepada orang tua. akan tetapi Islam memerintahkan kepada seorang anak untuk lebih berbakti dan taat kepada ibu 3 (tiga) kali lipat dibandingkan bakti dan ketaatan kepada ayah.

Pada hadist yang di riwayatkan oleh Imam Muslim dalam shohihnya dan yang lainnya dari Abu Hurairah -rodhiyallahu 'anhu- berkata :

قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ

Artinya : "Seseorang bertanya kepada Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- : siapakah orang yang paling berhak untuk saya berbakti kepadanya? beliau menjawab : ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ayah kamu."

Dalam hadist diatas, Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menyebutkan ibu sebanyak 3 (tiga) kali sebagai orang yang paling berhak untuk seorang anak berbakti kepadanya dan ditaati. yang kemudian menyebutkan ayah sebanyak satu kali.

Diantara alasan yang menjadikan ibu sebagai orang yang paling berhak untuk ditaati dan dibakti adalah karena kejadian durhaka kepada orang tua kebanyakan menimpa seorang ibu dari pada ayah. dan karena ibu adalah orang yang melahirkan kita, menyusui kita, mendidik kita, menjaga setiap saat kita terbangun.

Sebab itulah Allah juga mewajibkan berbakti kepada orang tua, khususnya kepada ibu dengan firman-Nya :

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Artinya : "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS Luqman : 14)

Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik dan berbakti kepada orang tua dan khususnya kepada ibu. dan Allah melarang untuk berbuat durhaka kepada keduanya dan mengancam kepada siapa saja yang berbuat durhaka kepada kedua orang tua dengan ancaman siksaan yang pedih.

Adab-Adab Dalam Berdoa

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :


Doa adalah salah satu ibadah. yang menjadi seorang hamba semakin dekat dengan Sang Pencipta. ketika seorang hamba menghadap kepada Penciptanya dengan merasa penuh kelemahan, memohon kepada-Nya yang Maha Kuat dan Sempurna. dalam doa terdapat pengagungan terhadap Allah karena doa adalah ibadah.

Ada 3 (tiga) kemungkinan ketika seseorang berdoa dengan penuh rasa membutuhkan, yaitu : Dikabulkannya doa tersebut, atau Allah akan menggantikan seperti yang di minta karena Allah maha mengetahui akan setiap kebutuhan hamba-Nya, atau Allah akan menjadikannya sebagai tabungan baginya untuk hari akhir nanti.




Dalam doa juga terdapat adab-adab yang sepatutnya dipraktekkan seorang yang ingin berdoa. Adab-adab tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menjadikan makanan, tempat tinggal dan pakaiannya dari hasil yang halal.

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

أَيُّهَا النَّاسُ : إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَل إِلاَّ طَيِّبًا ، وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ ، فَقَال تَعَالَى : { يَا أَيُّهَا الرُّسُل كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا } وَقَال تَعَالَى : { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُل يُطِيل السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ، يَا رَبِّ ، يَا رَبِّ ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ ، وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ .

Artinya : "Wahai manusia; sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang beriman sebagaimana memerintahkan para rosul. Allah berfirman (yang artinya) : "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang sholeh." (QS Al-Mu'minun : 51) dan juga berfirman (yang artinya) : "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu." (QS Al-Baqoroh : 172) kemudian beliau menyabutkan tentang seseorang yang sedang bepergian jauh yang kelihatan acak-acakan dan berdebu, sedang mengangkat tangannya keatas langit berdoa, ya Robb, ya Robb. akan tetapi makanannya dari (hasil) yang haram, minumannya (juga) dari (hasil) yang haram, pakaiannya (juga) dari (hasil) yang haram, dan penghasilannya dari yang haram, bagaimanakah bisa dikabulkan (doanya)?!" (HR Muslim)


2. Berdoa pada waktu-waktu yang dimuliakan seperti hari arafah untuk tiap tahunnya, bulan Ramadhan untuk bulannya, hari jum'at untuk mingguannya, dan waktu sahur pada tiap harinya.

Allah berfirman :
  
وَبِالأَْسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ


Artinya : "Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar." (QS Adz-Dzariyat : 18)


3. Berdoa pada momen-momen penting.

Abu Hurairah berkata : "Sesungguhnya pintu-pintu langit dibuka ketika tergoncangnya barisan-barisan dalam peperangan, dan ketika turunnya hujan, dan ketika sholat wajib. maka perbanyaklah berdoa dalamnya.

Juga memperbanyak doa ketika dalam keadaan sujud dalam tiap sholat. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :


أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Artinya : "Paling dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa." (HR Ahmad, Muslim, An-Nasai dan Abu Daud)

4. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa.

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

إِنَّ رَبَّكُمْ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا

Artinya : "Sesungguhnya Tuhan kalian itu Maha Pemalu dan Mulia, Dia malu ketika melihat hamba-Nya mengangkat tangannya kepada-Nya dan tidak mengkabulkan." (HR Abu Daud Dan Tirmidzi)

5. Berdoa dengan suara yang lembut.

Allah berfirman :

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً

Artinya : "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut." (QS Al-A'raf : 55)

Doa adalah senjata bagi orang yang beriman. banyak berdoa dan senantiasa memohon akan mendekatkan diri kita kepada Allah. tanpa berputus asa dan selalu berdoa disetiap hal yang kita inginkan dalam kebaikan.

Syarat Terkabulnya Doa

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :


Seorang hamba ketika berdoa kepada Robbnya menunjukkan bahwa dia sangat membutuhkan akan apa yang dia minta. tidak seorangpun yang berdoa, berharap doanya tidak dikabulkan, akan tetapi, semua berharap bahwa doa-doanya tersebut akan dikabulkan.

Dengan memperhatikan adab-adab dalam berdoa agar doa seorang hamba dikabulkan oleh Allah. sekiranya memperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Tidak mengatakan "Aku Telah Berdoa, Tapi Belum Juga Dikabulkan".

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :



لَا يَزَال يُسْتَجَاب لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَة رَحِم ، مَا لَمْ يَسْتَعْجِل ، قِيلَ : يَا رَسُول اللَّه مَا الِاسْتِعْجَال ؟ قَالَ : يَقُول : دَعَوْت فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيب لِي ، فَيَسْتَحْسِر عِنْد ذَلِكَ ، وَيَدَع الدُّعَاء

Artinya : "Doa seorang hamba akan tetap dikabulkan selama tidak berdoa untuk hal yang dilarang (berdosa) atau untuk memutus tali silaturahmi. dan selama tidak terburu-buru. dikatakan : wahai Rosulullah, apa yang dimaksud terburu-buru (dalam doa)? berliau menjawab : yaitu perkataan : aku telah berdoa akan tetapi aku tidak melihat akan dikabulkan. maka dia akan merasa letih kemudian akan meninggalkan doa." (HR Muslim)

Dan dalam riwayat lain, Beliau bersabda :



يُسْتَجَاب لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَل ، فَيَقُول : قَدْ دَعَوْت فَلَا - أَوْ فَلَمْ - يَسْتَجِبْ لِي

Artinya : "Akan dikabulkan doa salah seorang diantara kalian selama tidak terburu-buru. maka berkata : aku telah berdoa akan tetapi aku tidak atau belum akan dikabulkan untukku." (HR Muslim, Bukhori, Tirmidzi)

2. Tidak berdoa untuk sesuatu yang berdosa.

Pada hadist pertama dijelaskan bahwa Allah akan senantiasa menjawab permintaan hamba-Nya selama tidak berdoa untuk hal-hal yang buruk, seperti mendoakan kejelekan untuk orang yang tidak bersalah.

3. Tidak berdoa untuk memutus tali silaturahmi.

Jika diantara kita ada yang berselisih dengan salah satu saudara kita, maka sebaiknya untuk segera menyelesaikan dengan cara yang baik. dan tidak berdoa agar jauh dari saudaranya. karena itu akan menjadikannya memutus tali silaturahmi diantara kita sebagaimana yang disebutkan dalam hadist pertama.

4. Selalu berdoa dan tidak putus asa.

Allah berfirman :



وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ

Artinya : "Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih." (QS Al-Anbiya' : 19)

5. Yakin sepenuhnya kepada Allah.

Senantiasa yakin akan Allah, menerima setiap keputusan-Nya baik itu baik ataupun buruk. yakin bahwa Allah tidak akan memperlakukan kita kecuali untuk kebaikan kita. dibalik setiap musibah pastilah ada hikmah jika kita merenunginya.

Sikap-Sikap Mendatangkan Manisnya Iman

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :


Iman, yaitu melaksanakan 6 rukun iman dan khususnya iman kepada Allah. seseorang akan medapatkan dan akan dapat merasakan manisnya iman tersebut jika melaksanakan hal-hal yang Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- kabarkan dalam hadistnya :

ثَلَاث مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَان مَنْ كَانَ اللَّهَ وَرَسُوله أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا , وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْء لَا يُحِبّهُ إِلَّا لِلَّهِ , وَأَنْ يَكْرَه أَنْ يَعُود فِي الْكُفْر بَعْد أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّه مِنْهُ كَمَا يَكْرَه أَنْ يُقْذَف فِي النَّار


Artinya : "Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka." (HR Muslim dari Anas -rodhiyallahu 'anhu-)

Makna manisnya iman adalah ketika dapat merasakan nikmatnya beribadah, merubah dan menyerahkan setiap masalah hanya kepada Allah dan untuk ridho-Nya dan rosul-Nya dengan melakukan ketaatan dan menjauhi hal-hal yang menyelisihi Allah dan rosul-Nya. mencintai hanya karena Allah dan rosul-Nya, cinta antara anak adam dan yang lainnya berdasarkan cinta karena Allah dan rosul-Nya.

Dan benci/tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dengan hidayah. tenangnya hati dengan iman tersebut dan lapang dadanya. cinta adalah buah dari sebuah kecintaan terhadap Allah. mencintai apa yang Allah cintai. membenci apa yang Allah benci.

Mencintai seseorang dengan ketaatannya kepada Allah. dan tidak membenci seseorang kecuali terhadap perbuatan yang menyelisihi apa yang Allah ridhoi. menguatkan iman dengan berusaha memahami Islam dengan baik sesuai yang Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- dan sahabat-sahabatnya pahami.

siswa SMK harus berjiwa Wirausaha

salam jaya selalu...!!!
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang sekarang bisa di minati oleh para peserta didik di indonesia, karena setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan langsung mempunyai ketrampilan dan dan bisa di tempatkan di perusahaan - perusahaan ternama.
oleh karena itu para anggota organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathon atau biasa kita sebut HW
ini mempunyai program kerja yaitu membuka peluang usaha dengan modal yang kecil tapi menguntungkan bahkan dua kali lipat, tujuan dari pada ini yaitu untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dan kemandirian para kader - kader organisasi HW di SMK Muhammadiyah Bumiayu dan kesempatan usaha seperti ini belum ada di daerah bumiayu maka dari itu usaha yang akan mereka jalani yaitu POPCORN Khas Bumiayu yang mempunyai banyak aneka rasa.

mereka yakin peluang usaha ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, bekerja sama dengan baik agar bisa berjalan dengan sukses mempunyai moto sedikit bicara banyak bekerja, nah sebenarnya cara pembuatan dan pembungkusan / penyajiannya sangat mudah dan simpel,
cara pembuatannya
BAHAN:
200 gr jagung pop corn
60 gr mentega/margarin
2 tetes pewarna sesuai selera (jika suka)
1 sdt garam halus
1/2 sdt bumbu kaldu instan/vetsin (jika Suka)



CARA MEMBUAT:
1. Panaskan 1 sendok makan mentega/margarin, masak hingga meleleh, tambahkan, garam dan bumbu kaldu instan, tuang pewarna, aduk rata.
2. Masukkan satu genggam jagung popcorn, aduk rata. Tutup rapat dan sesekali wajan diangkat sambil digoyang-goyang. Tunggu beberapa saat hingga terdengar bunyi letusan-letusan. Setelah semua jagung meletus dan tidak terdengar lagi bunyi letusan, angkat pop corn dan biarkan dingin.
3. kemudian taburkan bubuk bumbu aneka rasa kemudian di bungkus dengan plastik klip ukuran 4 x 6 cm.

Untuk 200 gr
Tip:
*Jagung pop corn sebaiknya di jemur dulu sebelum di buat berondong agar jagung bisa mengembang dengan baik.
* Jangan memasukan jagung terlalu banyak, karena matangnya tidak rata.
* Jika tidak punya alat membuat pop corn, gunakan wajan tebal/teflon tebal. Tutup rapat atasnya dengan tutup panci.
* Usahakan selalu menggoyang wajan selama memasak agar bumbu tercampur rata dan jagung rata mekarnya.

semoga program kerja yang kami buat bisa menjadi inspirasi bagi anak - anak organisasi Muhammadiyah agar mempunyai jiwa wirausaha dan kemandirian

sekian 

wasalam....



JANJI PANDU HW


Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh:

Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang, dan Tanah Air.

Dua, menolong siapa saja semampu saya.

Tiga, setia menepati Undang-undang Pandu HW



UNDANG - UNDANG PANDU HW


Pandu HW itu :

Satu, HW selamanya dapat dipercaya.

Dua, HW setia dan teguh hati.

Tiga, HW siap menolong dan wajib berjasa.

Empat, HW cinta perdamaian persaudaraan.

Lima, HW sopan santun dan perwira.

Enam, HW menyayangi semua makhluk.

Tujuh, HW siap melaksanakan perintah dengan ikhlas.

Delapan, HW sabar dan bermuka manis.

Sembilan, HW hemat dan cermat.

Sepuluh, HW suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.